Laporan Kimia Dasar Tentang Kesetimbangan
LAPORAN KESETIMBANGAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
Disusun
Oleh :
Fajar
Dwi Fauzi Hidayat
(0621
11 059)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Tujuan Percobaan
§ Mempelajari
kesetimbangan kimia dan beberapa aktor yang memepengaruhi kesetimbangan
tesebut.
§ Menentukan
sifat makrokopik dalam keseimbangan dan mencari suatu huungan yang konstan
(anara konsentrasi berbgai ion) pada keadaan setimbang.
1.2. Dasar Teori
Kesetimbangan
dinamis adalah dimana dua proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang sama.
Akibatnya, tak terjadi lagi perubahan bersih
dalam sistem pada kesetimbangan. Kita telah menyinggung beberapa macam keadaan
kesetimbangan. Maka kita tinjau dua diantaranya, secara singkat.
1.
Jika suatu cairan menguap dalam wadah
tertutup, pada satu waktu tertentu akan terjadi perubahan dari uap ke keadaan
cair dalam laju yang sama dengan pengupannya. Dengan kata lain uap mengembun dengan laju yang sama dengan
air menguap. Sekali pun
molekul-molekul bolak-balik antara keadaan uap dan cair, pada kesetimbangan,
tekanan yang disebabkan oleh uap tetap di setiap waktu.
2.
Jika padatan larut dalam pelarut,
terdapat suatu titik dimana partikel padat tambahan larut dengan laju yang sama
dengan pengendapan padatan yang telah larut. Larutan menjadi jenuh, dan
konsentrasi tetap sepanjang waktu.
Jadi, ciri suatu sistem pada kesetimbangan ialah
adanya nilai tertentu yang tidak berubah dengan berubahnya waktu.
AB
+ CD àAC + BD
Dalam
kesetimbangan ini terjadi reaksi AB dan CD menjadi AC dan BD, dan pada saat
yang sama, AC dan BD bereaksi menjadi AB dan CD. Akibatnya, keempat zat dalam
sistem tu jumlahnya mendekati konstan.
Reaksi kimia adalah perubahan spontan
pereaksi menjadi hasil reaksi menuju kesetimbangan. Suatu kesetimbangan kimia
mempunyai konstanta kesetimbangan yang nilainya bergantung pada suhu dan jenis
kesetimbangan.
·
Konstanta
Kesetimbangan
Konstanta kesetimbangan konsentrasi
adalah hasil perkalian konsentrasi zat hasil reaksi dibagi dengan perkalian
konsentrasi zat pereaksi, dan masing-msing dipangkatkan dengan koefisien
reaksinya.
Dalam reaksi dapat balik, pada mulaya
hanyaada pereaksi sedangkan zat hasil reaksi adalah nol. Selama reaksi berlangsung,
jumlh pereaksi berkurang dan hasil reaksi terbentuk dan bertambah. Akhirnya
dicapai kesetimbangan sehingga jumlah pereaksi dan hasil reaksi menjadi
konstan.
Koefisien reaksi setiap komponen
merupakanpangkat dari konsentrasi komponen tersebut. Degan demikian secara umum
dapat dirumuskan bahwa konstanta
kesetimbangan
aAB
+ bCD à cAC + dBD
adalah
Kc
=
Kcdisebut
kinstanta kesetimbangan konsentrasi, karena banyanknya zat dinyatakan dalam
konsentrasi. Jadi, dalam kesetimbagan kimia terdapat hubungan antara konstanta
kesetimbangan dengan persamaan reaksi,
yang disebut hukum kesetimbangan.
· Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan kimia ada yang homogen dan
heterogen. Kesetimbangan homogen adalah kesetimbangan yang semua zatnya terlibat berwujud gas.
Sedangkan kesetimbangan heterogen yaitu kesetimbangan yang wujud zatnya
berbeda. Contoh:
CaCO3à
CaO + CO2
2NaHCO3à
Na2CO3 + CO2 + H2O
· Kesetimbangan Disosiasi
Penguraian senyawa menjadi lebih
sederhana disebut reaksi disosiasi. Jika reaksi disosiasi dapat balik,
terbentuklah kesetimbangan disosiasi. Reaksi disosiasi mengansung satu jenis pereaksi, sedangkan hasil reaksinya
dapat satu, dua, atau tiga senyawa atau unsur.
Kesetimbangan disosiasi dapta terjadi
bila pada mulanya sistem mengandung pereaksi, dan kemudia terurai menjadi hasil
reaksi. Dalam sistem masih terdapat pereaksi karena hanya sebagian saja yang
terdisosiasi (terurai). Bagian yang terdisosiasi ii disebut derajt disosiasi
(α).
α
=
Nilai
α
berada antara 0 dan 1. Nilai α = 0, bila pereaksi tidak terurai sama sekali,
dan α = 1 bila terurai sempurna.
· Termodinamika Kesetimbangan Kimia
Suatu reaksi kimia menjalani tiga
keadaan, yaitu spontan (irreversible), dan tidak spontan. Jika dimisalkan
pereaksi.
Konstanta kesetimbangan dapat diketahui
dari hasil pengukuran atau perhitungan. Dengan mengukur tekanan parsial atau
konsentrasi komponen kesetimbangan, baik pereaksi maupun hasil reaksi.
Pada kesetimbangan kimia mol
masing-masing zat boleh berbeda, tetapi memenuhi nilai konstanta kesetimbangan.
Oleh sebab itu, tiap zat dalam keadaan setimbang mempunyai energi bebas
tertentu. Energi bebas keadaan standar dan setimbang.
· Pergeseran Kesetimbangan
Kesetimbangan kimia bersifat mantap,
karena konsentrasi semua zat dapat dikatakan konstan. Kemantapan itu ditandai
oleh konstanta kesetimbangan. Namun demikian, suatu kesetimangan dapat berubah
bila mendapt gangguan dati luar. Perubahan itu menuju ke arah tercapainya
kesetimbangan baru yang disebut pergeseran kesetimbangan. Hal itu sesuai dengan
asas le Chateleir yang menyatakan:
“Apabila
satu sistem kesetimbangan dinamis mendapat gangguan dari luar, sistem akan
bergeser sedemikian rupa sehinga pngaruh gangguan itu sekecil mungkin, dan jika mungkin setimbang kembali”.
Prinsip
Le Chatelier menyatakan bahwa jika sebuah aksi di terapkan pada suatu system
yang berada dalam keadaan kesetimbangan. Kesetimbangan itu akan bergeser untuk
mengurangi aksi yang terjadi. Aksi adalah suatu yang di kerjakan terhadap
istem. Misalnya, peningkatan konsentrasi salah satu reaktan atau produk akan
menyebabkan kesetimbangan itubergeser dan berusaha untuk mengurangi konsentrasi
zat yang meningkatitu. Jika kalor di tambahkan ke dalam system, kesetimbangan
akan bereaksi untuk mengurangi aksi itu dengan menggunakan dari sebagain kalor
tambahan tersebut dalam reaksi penguraian. Peningkatan tekana akan menggeser
kesetimbangan untuk mengurangi jumlah mol total yang ada.
Meskipun
prinsip Le Chatelier tidak memberitahuan kita seberapa besar kesetimbangan akan
bergeser, ada satu cara untuk menentukan posisi kesetimbangan jika data
kesetimbangan berdasarkan percoban telah di tentukan. Pada reaksi kesetimvbangan
dengan suhu tertentu, perbandingan konsentrasi produk terhadap reaktan, di mana
masing – masing konsentrsi ini telah cukup stabil (konstan).
Beberapa fakor yang dapat menggeser kesetimbangan adalah perubahan
konsentrasi, suhu, volume (tekanan), dan katalis.
Secara
termodinamika reaksi kimia dapat dibagi atas tiga macam, yakni reaksi spontan,
reaksi tak spontan, dan reaksi kesetimbangan. Ketiga macam reaksi tersebut
dikaitkan/dicirikan dengan perubahan energy bebas ( yang menyertai reaksi G negative menunjukkan reaksi spontan, G positif berlaku bagi reaksi tak spontan dan
jika tidak terjadi perubahan energy bebas ( G = 0) maka reaksi berada dalam kesetimbangan.
Pada
umumnya reaksi kimia adalah reaksi kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan dapat
dikenal dari sifat makroskopik yag konstan dalam suatu system tertutup atau
dapat di anggap system tertutup pada temperature tertentu.
BAB II
ALAT
DAN BAHAN
2.1. Alat yang digunakan
1) Tabung
Reaksi
2) Tempat
Tabung Reaksi
3) Labu
Ukur
4) Gelas
Ukur
5) Pipet
tetes
6) Pipet
Gondok
2.2. Bahan
1)
FeCl3
2)
KSCN
3)
NaNO3
4)
Aquades
BAB III
METODA
KERJA
3.1. Pengenceran
§ Ambil
larutan KCSN 0,1 M sebanyak 15 ml
§ Masukkan
dalam labu ukur 50 ml
§ Tambahkan
aquades sampai mendekati tanda tera dan tepatkan volume dengan menggunakan
pipet tetes
§ Kocok
32 x agar larutan KCSN tersebut terlarut dalam air
§ Lakukan
percobaan 1 – 4 dengan mengamati volume KCSN 0,1 M sebanyak 20 ml.
3.2. Kesetimbangan
§ Siapkan
KCNS dengan konsentrasi :
0,1
N 0,2 N 0,3 N 0,4 N
0,5
N 0,6 N 0,7 N 0,8 N
§ Ambil
larutan KCNS sebanyak 0,5 ml, menggunakan pipet volumetrik
§ Pindahkan
ke dalam tabung reaksi, siapkan 8 tabung reaksi dan beri tanda,agar mempermudah
melihat hasil reaksi nanti.(bersihkan pipet volumetric agar konsentrasi larutan
KCNS tidak berubah)
§ Ambil
larutan FeCl3 sebanyak 0,5 ml menggunakan pipet volumetric, kemudian
masukkan dalam tabung reaksi yang tadi, aduk dan amati perubahan warna yang
terjadi (warna berubah menjadi warna merah darah)
§ Tambahkan
NaNO3 hingga warna larutan berubah menjadi warna semula (warna FeCl3
orange). Catat penambahan volume NaNO3 pada setiap tabung reaksi.
BAB IV
HASIL
PERCOBAAN
4.1. Pengenceran
1.
0,03 dalam 50 ml
V1
. N1 = V2 . N2
V1 = = = = 15 ml
2. 0,04 dalam 50 ml
V1
. N1 = V2 . N2
V1 = = = = 20 ml
4.2. Data Pengamatan Diplo (0,5 ml)
No.
|
FeCl3
|
KScN
|
Hasil
|
1
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
|
2
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+
|
3
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ +
|
4
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ ++
|
5
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ + +
|
6
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ + + +
|
7
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ + + + +
|
8
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ + + + + +
|
ü Tanda
(+) = Kepekatan warna larutan (merah darah) semakin kebawah semakin meningkat
(lebih pekat)
4.3. Data Pengamatan Diplo (1 ml)
No.
|
FeCl3
|
KScN
|
Hasil
|
1
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
|
2
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+
|
3
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ +
|
4
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ ++
|
5
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ + +
|
6
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ + + +
|
7
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ + + + +
|
8
|
0,1
M
|
0,01
M
|
+
+ + + + + +
|
ü Tanda
(+) = Kepekatan warna larutan (merah darah) semakin kebawah semakin meningkat
(lebih pekat)
4.4. Data Pengamatan Perubahan Warna
Larutan 0,5 ml Larutan
1 ml
Fe(SCN)3
|
NaNO3 (ml)
|
Percobaan
1
|
5
ml
|
Percobaan
2
|
6
ml
|
Percobaan
3
|
7
ml
|
Percobaan
4
|
8
ml
|
Percobaan
5
|
9
ml
|
Percobaan
6
|
10
ml
|
Percobaan
7
|
11
ml
|
Percobaan
8
|
12
ml
|
Fe(SCN)3
|
NaNO3 (ml)
|
Percobaan
1
|
7
ml
|
Percobaan
2
|
8
ml
|
Percobaan
3
|
9
ml
|
Percobaan
4
|
10
ml
|
Percobaan
5
|
11
ml
|
Percobaan
6
|
12
ml
|
Percobaan
7
|
13
ml
|
Percobaan
8
|
14
ml
|
Reaksi persamaan
larutan tersebut adalah:
Fe
(SCN)3 + 3NaNO3à Fe (NO3)3 + 3NaSCN
BAB
V
PEMBAHASAN
Pada percobaan yang
telah dilakukan menggunakan FeCl3 yang di-campurkan dengan KCNS
menghasilkan Fe(CNS)3. Sebelumnya terlebih dahulu mengencerkan KCSN
menjadi larutan dengan konsentrasi 0,01 sampai dengan 0,08 N dengan menggunakan
air sebagai pelarut. Setelah KCSN dilarutkan sampai konsentrasinya sesuai
dengan yang diinginkan, maka KCSN dicampurkan dengan FeCl3 sebanyak
masing-masing 0,5 dan 1,0. Percobaan ini dilakukan diplo supaya hasil yang
didapatkan lebih akurat lagi.
Setelah masing-masing
larutan dicampurkan maka campuran tersebut diamati perubahan warna
masing-masing. Terlihat dari perubahan warna bahwa apabila menggunakan
konsentrasi KCSN lebih tinggi maka warna merah yang dihasilkan akan lebih
pekat, sebab konsentrasi kedua larutan sama tingginya. Reaksinya sebagai
berikut:
FeCL3
+ KCSN à Fe(CSN)3 + KCl
Setelah mengamati
perubahan warna, maka larutan campuran yang terdiri dari Fe(CSN)3
dilarutkan dengan NaNO3 supaya larutan yang tadinya berwarna merah
darah dapat kebali ke warna yang semula. Dengan mengukur berapa banyak NaNO3
yang digunakan untuk merubah warna larutan tersebut. Dari percobaan didapatkan
hasil bahwa larutan yang warna merah darahnya paling pekat memerlukan NaNO3
lebih banyak dari pada yang lain, sebab pada konsentrasi larutan tersebut lebih
tinggi dibandingkan dengan yang lain oleh sebab itu larutan NaNO3
yang diperlukan untuk mengembalikannya lebih banyak. Dengan reaksi kimianya
sebagai berikut :
Fe
(SCN)3 + 3NaNO3à Fe (NO3)3 + 3NaSCN
BAB VI
KESIMPULAN
Dari hasil kegitan
praktikum baik dalam pengamatan, perhitungan serta pembahasan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1.
Reaksi yang terjadi dipengaruhi oleh
volume dan konsentrasi.
2.
Konsentrasi larutan mempengaruhi
konsentrasi hasil reaksi.
3.
Konsentrasi yang tinggi memerlukan
volume larutan yang banyak untuk mengembalikannya ke keadaan semula.
DAFTAR PUSTAKA
Keenan, A. Hadyana Pudjaatmaja, PH.
CL, 1992. Kimia Untuk Universitas, Jilid
1. Bandung: Erlangga.
Sukri, S.
1999. Kimia dasar jilid 2. Bandung :
ITB
Petrucci, H. Ralph, Suminar,1989,Kimia
Dasar,Edisi Ke-4 Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Massa jenis zat cair ada ga??
BalasHapusgak ada bro, coz ini cman kesetimbangannya aja.
Hapusterimakasih sangat membantu :D
BalasHapus