Laporan Fisika Dasar Tentang Hidrostatis



PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1
HUKUM ARCHIMIDES DAN HUKUM UTAMA HIDROSTATIS


Disusun Oleh :
Fajar Dwi Fauzi Hidayat         (0621 11 059)

Tanggal Percobaan : 18 November 2011
Asisten Dosen :
1.      Angela Mariam B.,S. Si
2.      Anggun A. Sulis

PRODI KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2011-2012

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Tujuan Percobaan
Mempelajari berlakunya hukum Archimedes dan hukum utama hidrostatis dan penggunanaya untuk mengukur kerapatan pada zat padat dan zat cair.
   
1.2  Dasar Teori
·      Hukum Archimedes
Hukum Archimedes mengatakan bahwa apabila sebuah benda sebagian atau seluruhnya terbenam kedalam air, maka benda tersebut akan mendapat gaya tekan yang mengarah keatas yang besarnya sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang terbenam tersebut. Telah sama-sama kita ketahui bahwa berat jenis air tawar adalah 1.000 kg/m3, apabila ada sebuah benda yang terbenam kedalam air tawar; maka berat benda tersebut seolah-olah akan berkurang sebesar 1.000 kg untuk setiap 1 m3 air yang dipindahkan. Konsep ini akan lebih jelas bila diterangkan dengan gambar dibawah ini.
http://hosting11.imagecross.com/image-hosting-22/5193ap.JPG
a. Berat benda pada saat diudara dan setelah terbenam dalam air tawar
Pada saat ditimbang diudara benda mempunyai berat 4.000 kg pada skala pengukur berat, sedang setelah dimasukan kedalam air berat benda menjadi 3.000 kg. Padahal masa benda tidak berubah, berkurangnya berat benda tersebut diakibatkan adanya gaya tekan keatas dari air yang dipindahkan oleh bagian benda yang ada didalam air (force of buoyancy), dengan arah kerja gayanya mengarah keatas; sedang garis kerja gayanya segaris dengan garis kerja dari gaya berat benda. Titik tangkap garis kerja gaya buoyancy biasa disebut dengan titik buoyancy atau titik B. Didalam sistem bangunan terapung titik B ini disebut juga dengan titik berat dari volume benda yang ada dibawah garis air (gambar dibawah ini)
http://hosting11.imagecross.com/image-hosting-22/7457ap2.JPG
b. Ilustrasi letak titik G dan titik B dari bangunan apung
Selanjutnya perhatikan gambar c dibawah ini; dimana pada gambar tersebut mengilustrasikan sebuah benda dengan masa sebesar 4.000 kg namun volume bendanya 8 m3. Pada awalnya benda tersebut dibenamkan kedalam air, kemudian dilepaskan. Apabila keseimbangan telah terjadi, maka benda tersebut akan mengapung seperti ditunjukan pada gambar a. Keseimbangan akan tercapai apabila besarnya gaya buoyancy sama dengan berat air yang dipindahkan oleh bagian benda yang ada didalam air atau apabila benda tersebut mengapung dengan separuh dari volumenya.
Berat benda     = berat dari volume air yang dipindahkan
4000          = S x V
4000          = 1000 kg/m3 x V
Atau V = 4 m3
http://hosting11.imagecross.com/image-hosting-22/2375ap3.JPG
c. Benda terapung pada posisi seimbang
·      Hukum Utama Hidrostatika
Apabila suatu wadah dilubangi di dua sisi yang berbeda dengan ketinggian yang sama dari dasar wadah, maka air akan memancar dari ke kedua lubang tersebut dengan jarak yang sama. Hal ini menunjukkan bahwa pada kedalaman yang sama tekanan air sama besar.
Disamping itu kita juga sudah mengetaahui bahwa tekanan hidrostatis di dalam suatu zat cair pada ke dalaman yang sama memiliki nilai yang sama.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam fluida statik terdapat sebuah hukum yang menyatakan tekanan hidrostatis pada titik – titik di dalam zat cair yang disebut dengan
Hukum Utama Hidrostatis.
Hukum Utama hidrostatis menyatakan bahwa :
Tekanan hidrostatis suatu zat cair hanya bergatung pada tinggi kolom zat cair (h), massa jenis zat cair (r) dan percepatan grafitasi (g), tidak bergantung pada bentuk dan ukuran bejana, perhatikan gambar berikut :
http://iksan35.files.wordpress.com/2011/03/tabung.jpg?w=300&h=98
Gambar : tiga buah bejana berbeda bentuk berisi zat cair yang sama dengan ketinggian yang sama memiliki tekanan hidrostatis yang sama besar pada tiap bejana.
Kelima bejana di atas di isi dengan air yang sama dengan ketinggian yang sama. Tekanan hidrostatis pada tiap dasar bejana sama besar, sedangkan berat zat cair pada tiap bejana berbeda.
Sebuah tabung berbentuk U berisi minyak dan dan air seperti tampak pada gambar di bawah.
http://iksan35.files.wordpress.com/2011/03/bejana_hub.jpg?w=300&h=188
Titik A dan titik B berada pada satu bidang datar dan dalam satu jenis zat cair. Berdasarkan hukum utama hidrostatis maka kedua titik tersebut memiliki tekanan yang sama, sehingga
http://iksan35.files.wordpress.com/2011/03/rumus.jpg?w=181&h=300
·      Tekanan HIdrostatis
Suatu fluida dapat dianggap tersusun atas lapisan-lapisan air dan setiap lapisan memberi tekanan pada lapisan bawahnya. Besar tekanan itu bergantung pada kedalaman, makin dalam letak suatu bagian fluida semakin besar tekanan pada bagian itu (lihat analogi tumpukan manusia, tentunya orang yang di posisi terbawah akan merasakan tekanan paling besar).. Setiap bagian di dalam fluida statis akan mendapat tekanan zar cair yang disebabkan adanya gaya hidrostatis  disebut Tekanan Hidrostatis “Ph”. Contoh nyatanya ketika sebuah bola yang di masukkan ke dalam air, ketika kita lepaskan akan mendapat gaya ke atas.
http://fisika79.files.wordpress.com/2011/04/index.jpeg?w=500
Besarnya tekanan hidrostatis tidak bergantung pada bentuk bejana dan jumlah zat cair dalam bejana, tetapi tergantung pada massa jenis zat cair, percepatan gravitasi bumi dan kedalamannya. Secara matematis tekanan hidrostatis disuatu titik (misal didasar balok) diturunkan dari konsep tekanan.
w = m.g = ρ V g = ρA h g
maka  http://fisika79.files.wordpress.com/2011/04/image008.gif?w=133&h=142
Keterangan :
Ph = Tekanan Hidrostatis (N/m2)
h =kedalaman/tinggi diukur dari permukaan fluida (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Jika  tekanan udara luar (Patm) mempengaruhi tekanan hidrostatis maka tekanan total pada suatu titik adalahhttp://fisika79.files.wordpress.com/2011/04/image010.gif?w=500
berdasarkan rumus diatas tekanan hidrostatis di suatu titik dalam fluida diam tergantung pada kedalaman titik tersebut, bukan pada bentuk wadahnya oleh karena itu semua titik akan memiliki  tekanan hidrostatis yang sama. Fenomena ini disebut sebagai Hukum Utama Hidrostatis.

·      Statistika Fluida

Pengertian Fluida.

Fluida adalah zat yang dapat mengalir atau sering disebut Zat Alir. Jadi perkataan fluida dapat mencakup zat cair atau gas. Antara zat cair dan gas dapat dibedakan :

Zat cair adalah Fluida yang non kompresibel (tidak dapat ditekan) artinya tidak berubah volumenya jika mendapat tekanan sedangkan gas adalah fluida yang kompresibel, artinya dapat ditekan.
Bagian dalam fisika yang mempelajari tekanan-tekanan dan gaya-gaya dalam zat cair disebut : HIDROLIKA atau MEKANIKA FLUIDA yang dapat dibedakan dalam :
Hidrostatika : Mempelajari tentang gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang diam.
Hidrodinamika : Mempelajari gaya-gaya maupun tekanan di dalam zat cair yang  bergerak (Juga disebut mekanika fluida bergerak)
Pembahasan dalam bab ini hanya dibatasi sampai Hidrostatika saja.
·      Rapat Massa dan Berat Jenis.
Rapat massa benda-benda homogen biasa didefinisikan sebagai : massa persatuan volume yang disimbolkan dengan r.
            Satuan.
Berat jenis didefinisikan sebagai Berat persatuan Volume.
            Yang biasa disimbolkan dengan : D
            Satuan.
·      Rapat Massa Relatif.
Rapat massa relatif suatu zat adalah perbandingan dari rapat massa zat tersebut terhadap rapat massa dari zat tertentu sebagai zat pembanding.(I,2)
Zat pembanding biasa diambil air, pada suhu 40 C.
Rapat massa relatif biasa disimbolkan dengan : rr.

BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1    Alat
·      Neraca
·      Benang
·      Gelas piala 500 ml
·      Benda dari logam
·      Bejana berhubungan (pipa U)
·      Pipet tetes
·      Air


2.2    Bahan
·      Minyak tanah
·      Minyak kelapa














BAB III
METODE KERJA


3.1 Hukum Archimides
1.      Siapkan neraca,gelas piala yang sudah di isi air dan benda ang dari logam yang akan di ukur kerapatannya.
2.      Timbang benda di udara,nyatakan sebagai W
3.      Gantungkan benda tadi pada neraca dengan seutas benang lalu masukkan ke dalam air, usahakan benda tenggelam seluruhnya,tetapi tidak menyentuh gelas,lalu timbang berat benda di  air ini, nyatakan dalam berat semu.
4.      Hitung berapa kerapatan benda (pb) dan hitung volue menurut persaman Vb = 
5.      Ulangi percobaan 1 sampai 4 hingga 5 kali.
6.      Lakukan percobaan yang sama dengan logam yang lain.

3.2 Hukum Utama HIdrostatis

1.      Siapka pipa U,air dan minyak kelapa dan minyak tanah
2.      Isi pipa U dengan air secukupnya(kira – kira setinggi 10 cm)
3.      Tambahkan minyak goring pada salah satu pipa dengan pipet.
4.      Hitung berapa kerapatan minyak mgoreng.
5.      Tambahkan lagi minyak goring dan ukur kembali h2 dan h serta hitung kerapatannya.Lakukan penambahan dan perhitungan ini hingga 4 kali.
6.      Lakukan percobaan 1 sampai 5 dengan menggunakan minyak tanah.





BAB IV
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

4.1  DATA PENGAMATAN
Berdasarkan data percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan tanggal 18 November 2011, maka dapat dilaporkan hasil sebagai berikut.
Keadaan Ruangan
P (cm) Hg
T (˚C)
C (%)
Sebelum Percobaan
74,7
30,5 ˚C
64 %
Sesudah Percobaan
75,7
30 ˚C
64 %

1.      Minyak goreng
No.
Ʃ tetesan
h air
H2”m”
ρ = (gr/cm3)
1
10
0,7
0,1
0,7
2
20
1,0
1,3
0.77
3
30
1,6
1,9
0,8
20
1,1
1,4
0.76

2.      Minyak tanah
No.
Ʃ tetesan
h air
h minyak
ρ = (gr/cm3)
1
10
0,5
0,7
0,714
2
20
0,95
1,1
0.863
3
30
1,3
1,6
0,812
20
0,917
1,13
0.796

4.2  PERHITUNGAN
1.      Minyak Goreng
10 tetesan                                                                    20 tetesan
            ρ =                                                                    ρ =
            ρ =                                                                           ρ =
            ρ = 0,7 gr/cm3                                                              ρ = 0,77gr/cm3
            30 tetesan
ρ =
ρ =
ρ = 0,8 gr/cm3

Tingkat Ketelitian:
 


2.      Minyak tanah
10 tetesan                                                                               20 tetesan
ρ =                                                                                ρ =
ρ =                                                                                       ρ =
ρ = 0,714 gr/cm3                                                                      ρ = 0,863 gr/cm3

30 tetesan
ρ =
ρ =
ρ = 0,812 gr/cm3

Tingkat Ketelitian:
 
  




BAB V
PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini perbandingan massa jenis (ρ) minyak tanah dan minyak goreng berbeda, hal ini disebabkan karena massa jenis air lebih besar daripada massa jenis minyak. Massa jenis air 1 gram/cm3 dan massa jenis minyak 0,8 gram/cm3. Oleh karena itu, berapapun banyaknya minyak yang dicampurkan ke dalam air maka minyak akan tetap di atas.
Massa jenis/kerapatan suatu fluida dapat bergantung pada banyak factor seperti temperatur fluida dan tekanan yang mempengaruhi fluida. Akan tetapi pengaruhnya sangat sedikit sehingga massa jenis suatu fluida dinyatakan sebagai konstanta/bilangan tetap. Massa jenis atau rapat massa (ρ) adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan membagi massa suatu benda atau zat dengan volumnya. Secara matematis massa jenis ditulis ρ = m/v.: Keterangan: ρ adalah massa jenis; m adalah massa; V adalah volume.
Satuan massa jenis dalam ‘CGS [centi-gram-sekon]‘ adalah: gram per sentimeter kubik (g/cm3). Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (kg·m-3)
Berikut tabel beberapa massa jenis zat:

Nama zat
ρ dalam gr/cm3
ρ dalam kg/m3
Air (4 derajat Celcius)
1.000 gr/cm3
1 kg/m3
800 gr/cm3
0,8 kg/m3
13.600 gr/cm3
13,6 kg/m3
2.700 gr/cm3
2,7 kg/m3
Minyak Tanah
800 gr/cm3
0,8 kg/m3
Minyak Goreng
gr/cm3
kg/m3
7.900 gr/cm3
7,9 kg/m3
19.300 gr/cm3
19,3 kg/m3
8.400 gr/cm3
8,4 kg/m3
10.500 gr/cm3
10,5 kg/m3
21.450 gr/cm3
21,45 kg/m3
7.140 gr/cm3
7,14 kg/m3
Udara (27 derajat Celcius)
1,2 gr/cm3
0,0012 kg/m3
Es
920 gr/cm3
0,92 kg/m3

























BAB VI
KESIMPULAN

Kesimpulan dari hasil percobaan kali ini adalah sebagai berikut:
1.    Massa jenis merupakan ciri khas suatu benda.
2.     Zat yang sama memiliki massa jenis yang sama, berapapun volumenya sebaliknya zat yang berbeda umumnya memiliki massa jenis yang berbeda pula.
3.    Setiap zat cair mempunyai massa jenis zat yang berbeda-beda, dan tidak akan sama dengan zat lainnya





















DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Marcello & Edward J. Finn. 1980. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Erlangga. Jakarta
 Buku Penuntun Praktikum Fisika Dasar . Universitas Pakuan. Bogor
Hilliday, David & Robert Resnick. 1985. Fisika. Erlangga. Jakarta
Suhada, Resa Taruna. 2009. Modul Fisika Dasar. Universitas Mercu Buana. Jakarta
Tiper, Paul A. 1991. Fisika Untuk Sains dan Teknik. Erlangga. Jakarta


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Fisika Dasar Tentang Gesekkan Pada Bidang Miring

Laporan Praktikum Fisika Dasar Tentang Pengukuran Pada Benda Padat

Laporan Kimia Dasar 1 Reaksi-reaksi Kimia